gadalombok.co
BELUM TUNTAS : Tampak pondasi bangunan dengan sumber anggaran DAK, yang tidak rampung hanya sampai plester san berpotensi mudah ambrol. 


LOMBOK TIMUR - Sekolah Menengah Pertama (SMP) Islam, Yayasan Pondok Pesantren Darul Muhsinin, Dusun Montong Kubur Desa Sakra Selatan Kecamatan Sakra Lombok Timur - NTB, mendapat program bangunan baru dan rehab dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik. Buruknya hasil pekerjaan dengan anggaran Rp 1,5 miliar ini, disesalkan TGH Muhsin Badri. Lantaran pekerjaan dianggap kurang baik, ia mengancam akan lapor ke Bupati. 

Bahkan mendesak Inspektorat atau pun Aparat Penegak Hukum (APH), melakukan adit lapangan hasil pekerjaan DAK fisik yang bersumber dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Lotim yang pekerjaannya dimulai bulan Mei dan selesai November lalu ini. 

Kata TGH Muhsin Badri, pembina Ponpes Darul Muhsinin, pada awak media, kemarin menegaskan, besarnya anggaran DAK tersebut menurutnya tidak berkesesuaian dengan hasil pekerjaan padahal hanya lima aitem pekerjaan, yakni dua bangunan Laboratorium, satu bangunan Unit Kesehatan Siswa (UKS), satu ruangan Tata Usaha dan rehab 4 lokal. 

Tapi kenyataan hasilnya, seperti gip plafond bangunan saja belum hitung minggu sudah jatuh. Pondasi bangunan juga tidak kokoh dan berpotensi bangunan mudah ambrol. Belum lagi atap bangunan sudah bocor. 

Begitu juga dengan pekerjaan lainnya seperti RKB dan ruang Tata Usaha yang tidak jadi, dimana jendela tidak ada, hanya sampai rabat atau plesteran kasar alias tidak selesai. Sementara ditempat lain dengan anggaran yang sama justru bisa selesai.

"Lima aitem pekerjaan ini dikerjakan empat pemborong, dimana dua aitem pekerjaan Penunjukan Langsung (PL), sisanya tender,"tegasnya. 

"Kalau ditempat lain dengan anggaran yang sama pekerjaan bisa selesai, lantas di sekolah kami kenapa tidak bisa,"sambungnya dengan penuh tanya.

Menurutnya, dari sisi perencanaan masih sangat lemah dan kurang matang. Bagaimana tidak, mestinya jika perencanaan matang, gambar dan lainnya harus satu, namun faktanya gambar berbeda-beda. Dengan hasil pekerjaan yang tidak baik ini, bangunan menjadi sisa-sia, karena tak bisa dimanfaatkan.

Masyarajat awam saja lanjurnya, tertawa melihat bangunan dengan anggaran besar itu. Kalau bicara anggaran Rp 400 juta saja, bisa selesai dengan hasil bagus. Akan tetapi malah hasilnya memprihatinkan. Seperti halnya ruang UKS yang dibangun dengan anggaran Rp 107,5 juta, belum apa-apa sudah retak, begitu juga bangunan lain ada yang pintu dan jendela tidak berfungsi.

"Kemungkinan besar terindikasi menjadi proyek jangka panjang. Kalau program ini bertahap kami rasa tidak masalah. Tapi sampai sekarang disekolah lain ada yang sudah menerima kunci dan ada yang belum. Jadi, dibeberapa sekolah lainnya, juga hampir sama keluhan kami,"pungkasnya. 

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Lombok Timur, H Izuddin, membenarkan SMP Islam Ponpes Darul Muhsinin Montong Kubur, dibangun dan direhab melalui DAK 2022. 

"Saya sudah perintahkan Konsultan dan Kepala Bidang Pembinaan SMP, turun melakukan cek lapangan,"jawabnya singkat. (GL-01)