gadalombok.co

LAUNCHING : Wakil Gubernur NTB, didampingi Bupati Lotim HM Sukiman Azmy, menekan tombol sebagai tanda launching gotong royong bhakti stunting. 


LOMBOK TIMUR I gadalombok.co- Demi menekan angka stunting di Provinsi NTB, semua Organisasi Perangkat Daerah (OPD) disemua Kabupaten dan Kota, digerakkan bersama-sama menurunkan angka stunting. Sehingga, Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB, melaunching gotong royong bhakti stunting di Kantor Desa Lendang Nangka Utara Kecamatan Masbagik Lombok Timur (Lotim), (22/5/23).

Bupati Lombok Timur HM Sukiman Azmy, mengatakan, pihaknya merasa bangga pada Pemprov NTB, telah berkenan menginterpensi kegiatan ini, sebagai wujud kasih sayang dan cintanya pada masyarakat NTB, khususnya masyarakat Lotim. Dalam kamus bahasa indonesia ada yang namanya gerakan, berarti dilakukan bersama-sama meliputi seluruh komponen masyarakat yang ada secara terstruktur dan fasih.

Pada kesempatan itu, Sukiman meminta kepala Puskesmas, Kades, Kepala Wilayah dan Posyandu, benar-benar mengawal program Bhakti Stunting ini, agar berhasil dengan sebaik-baiknya.

"Poinnya terstruktur dan fasih. Terstruktur ini dapat kita lihat baik itu dari dusun, desa, kecamatan, kabupaten. Semua terlibat terkait penanganan Stunting ini,"lanjutnya 

Sementara itu, wakil Gubernur NTB Hj. Sitti Rohmi Djalilah, mengatakan, stunting adalah salah satu program prioritas dari presiden RI Joko Widodo. Sehingga sangat penting penurunan angka stunting secara nasional.

Masih kata Rohmi, Provinsi NTB termasuk Lotim, sudah bisa membuktikan penurunan stunting, dengan menyajikan angka stunting By Name By Adress (BNBA). Penurunan stunting berbasis BNBA ini tidaklah mudah. Penginputan data stunting mencapai 100 persen, mengacu pada sistem Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (E-PPGM).

"Langkah kami di NTB, hanya berpatokan di E-PPGBM karena mengacu by name by adress. Dari hasil survei pada titik tertentu itu, sudah dikroscek dan angkanya sama sesuai E-PPGM,"tandasnya.

Diungkapkan, NTB secara bertahap melakukan input data dari tahun 2019 yang perolehannya saat itu m3ncapai 60 persen. Kemudian pada tahun 2020, angkanya naik menjadi 70 persen, dan pada tahun 2021 hasil input data menjadi 99,5 persen. Hingga saat ini, proses input data dilakukan maksimal melalui Posyandu Keluarga yang ada di NTB. 

"Yang melakukan input adalah petugas gizi dari puskesmas. Jadi posyandu aktif, puskesmas aktif, sehingga kita di NTB punya data by name by Adress,"tandasnya.

Ditegaskan, jika kita tepat dalam intervensi, maka akan ada hasilnya. Hal itu bisa mengakibatkan angka stunting ini, dapat di intervensi dengan tepat.

"Sekarang kita lihat hasil kerja Lombok Timur, tajam sekali penurunannya karena tepat intervensinya,"pungkasnya. (GL-01)