gadalombok.co
DIALOG : Wagub NTB, didampingi Sekda Lombok Timur dan pimpinan OPD, melakukan dialog bersama Ibu-ibu penerima bantuan telur dalam pengentasan angka stunting di lapangan Pohgading Kecamatan Pringgabaya Lombok Timur.


LOMBOK TIMUR I gadalombok.co - Gerakan bhakti stunting, terus digalakkan Pemerintah Provinsi NTB dan Pemerintah Daerah (Pemda) Lombok Timur (Lotim) NTB. Gerakan itu, untukmencegah stunting melalui konsumsi protein hewani seperti telur.

"Telur itu protein hewani yang paling murah dan mudah didapat kita dapatkan,"kata Wakil Gubernur NTB, Hj. Sitti Rohmi Djalilah, pada awak media usai pelaksanaan gerakan Bhakti Stunting, Intervensi Pemberian Protein Hewani (telur) di Lapangan Umum Pohgading Kecamatan Pringgabaya Lombok Timur, (5/6/23).

Dijelaskan, makanan yang bisa mencegah stunting selain telur, juga makan ikan. Apalagi masyarakat yang tinggal didaerah pesisir, tentu tidak akan kesulitan untuk mendapatkan ikan. 

"Secara umum, cuma telur yang mudah diperoleh, dibandingkan jenis protein hewani lainnya,"ucap Rohmi.

Diungkapkan, dalam pengentasan stunting ini, Pemprov NTB mengaku lebih memprioritaskan Pulau Lombok. Terutama, Lombok Timur, Lombok Tengah, Lombok Barat dan Lombok Utara. Alasannya, jumlah penduduk Pulau Lombok yang tinggi, dan banyak angka kasus stunting. Dari itu, gerakan bhakti stunting atau dengan cara gotong royong, diyakininya akan lebih mudah dan cepat untuk mencapai progres yang diharapkan, yakni bisa mencapai angka 14 persen di tahun 2023.

"Penanganan stunting tidak bisa bekerja sendiri. Tapi kalau semua bergerak masif, bukan mustahil angka stunting di NTB bisa nol,"lugas orang nomor dua di NTB ini.

Disebutkan Umi Rohmi panggilan akrabnya ini, stunting merupakan masalah besar. Sehingga ia mengingatkan, semua daerah dapat menghadirkan data yang benar-benar valid. Dengan demikian, intervensi terhadap program penanganan Stunting bisa cocok dan tepat sasaran by name by address. 

"Jika data kita valid, otomatis sasaran kita jelas dan tepat,"ketusnya.

Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan (Dikes) Lombok Timur, H Pathurrahman, juga senada dengan Wagub NTB, mengapa protein hewani yang ditonjolkan, karena stunting disebabkan kekurangan asupan protein hewani. Telur seperti yang disebutkan Wagub NTB, memang merupakan sumber protein hewani yang paling gampang diperoleh, dibandingkan sumber protein yang lain. Mengkonsumsi telur, bisa dengan cara direbus atau pun digoreng. Semakin banyak mengkonsumsi telur atau pun ikan laut, akan cepat menambah asupan protein hewani. 

"Yang paling disarankan itu adalah, ada protein hewani dan nabati serta ada tambah buah-buahannya,"imbuh Pathurrahman.

Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Lombok Timur, H Ahmat, intervensi Pemprov NTB melalui kegiatan penanganan stunting lewat ajakan sumbang telur, diharapkan bukan sekadar launching saja, lalu setelah ini menghilang.

Bhakti Stunting tidak mesti launching-nya harus diketahui Pemprov NTB, lantaran beberapa kali telah digelar oleh pemerintah Provinsi. Baginya yang terpenting, ialah pengawalan program Bhakti Stunting sampai ke seluruh sasaran. 

"Yang terpenting itu, bagaimana pendampingan dan pengawalan,"ujarnya.

Pemerintah bisa melibatkan Tim Pendamping Keluarga (TPK) yang sudah ada di seluruh Desa dan keluarga se Kabupaten Lotim. Disebut, dasi 254 desa/kelurahan, terdapat 3063 TPK. Berdasarkan jumlah itu, belasan orang TPK ada di masing-masing Desa. 

TPK ini bisa ditugaskan mengawal distribusi telur ke sasaran keluarga stunting sehingga benar-benar sampai. Tidak diinginkan distribusi telur tersebut, terkendala seperti penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT). Kalau telur diberikan untuk satu bulan, TPK bisa mengawal dan langsung ke sasaran. 

"Jangan sampai nanti ada telur yang sudah terkumpul ini, dijual oleh oknum, karena itu perlu pengawalan,"pungkasnya (GL-01)