gadalombok.co HM. Juaini Taofik |
LOMBOK TIMUR I gadalombok.co - Penempatan ASN sebagai Kepala Pasar di Lombok Timur (Lotim) NTB, dijadikan role model, untuk mengukur sejauh mana pendapatan disektor pasar. Kebijakan itu, rupanya menunjukkan trend positif dilihat dari setoran harian, untuk optimalisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Penjabat Bupati Lombok Timur HM Juaini Taofik, pada awak media di DPRD Lombok Timur (8/1/24), menjelaskan, penunjukan ASN sebagai Kapas, untuk mengukur seberapa besar pendapatan dari semua pasar yang ada di Lombok Timur. Sehingga pemerintah bisa mengetahui langkah apa yang akan diambil berikutnya.
Sejak menempatkan ASN, hasil menggembirakan ditunjukkan dilihat dari besaran setoran harian. Misalkan Pasar Pancor, terjadi peningkatan sampai Rp 600 ribu dari setoran harian sebelumnya. Demikian di pasar Aikmel terjadi peningkatan antara Rp 700.000 sampai Rp 800 ribu. Hal sama juga di Pasar Masbagik, Tanjung dan pasar besar lainnya. Artinya, jika progres peningkatan setoran harian pendapatan dari pasar tersebut cukup bagus. Tampak kecil nilainya, tapi jika dikalikan dengan jumlah pasar dan kali setahun tentu akan sangat besar.
"Jadi ini adalah role model, agar kita bisa tahu dan mengukur seberapa besar pendapatan harian atau pun per bulan. Meski pun setoran harian ini tergantung jumlah yang berdagang di pasar itu sendiri,"tegasnya.
Memang kata Juaini, kebijakan ini banyak mendapat kritik. Salah satunya banyak keluarga yang dikorbankan jika menggunakan ASN sebagai Kapas. Tapi dengan lugas menjawab, bahwa penempatan ASN sebagai Kapas ini bukan menghilangkan juru pungut.
"Jadi tidak ada juru pungut yang diberhentikan. ASN ini sebagai manajer atau kapten saja,"ketusnya.
Ia mengungkapkan, tahun ini Lombok Timur memasang target PAD sebesar Rp 500 miliar lebih. Dengan melakukan perbaikan sistem di semua kantong-kantong PAD, diyakininya PAD Lombok Timur akan lending pada angka Rp 420 miliar. Karena tahun 2023, dari Rp 600 miliar lebih target, mampu mencapai Rp 380 miliar lebih. Meningkat Rp 20 miliar dari proyeksi lending diangka Rp 360 miliar.
"Ini langkah memaksimalkan perolehan PAD, karena setoran PAD setiap harinya tak boleh kosong. Hasil pungutan PAD, digunakan kembali untuk kesejahteraan masyarakat,"pungkasnya. (gl/01)
Komentar