ist / gadalombok.co
INGATKAN : Penjabat Bupati Lombok Timur, mengingatkan untuk meningkatkan koordinasi dan meningkatkan hubungan baik antar OPD, agar target Lotim menjadi KLA Madya dan target penurunan stunting diangka 14 persen tercapai.


LOMBOK TIMUR I gadalombok.co – Pemerintah Kabupaten Lombok Timur (Lotim) NTB, saat ini fokus berupaya peningkatan status Lombok Timur sebagai Kabupaten Layak Anak (KLA) dari Pratama ke Madya. Selain itu, bekerja keras mencapai target 14 persen Nasional, dalam upaya menurunkan angka stunting. Sehingga Penjabat Bupati Lombok Timur, HM Juaini Taofik, mengingatkan semua pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD), meningkatkan koordinasi. 

"Jika mau sukses melaksanakan program, pilihannya ialah bagaimana terus meningkatkan koordinasi dan meningkatkan hubungan baik antar Organisasi Perangkat Daerah. Terutama, untuk memenuhi capaian indikator penilaian Kabupaten Layak Anak dari pratama menjadi Madya, dan percepatan penurunan Stunting di Lombok Timur,"pinta HM Juaini Taofik, Penjabat Bupati Lotim, dalam Rapat Koordinasi Tim Gugus Tugas KLA dan percepatan penurunan stunting, di Rupatama satu Kantor Bupati Lombok Timur, (14/3/2024).

Ditegaskan Juaini, masing-masing OPD harus memenuhi berbagai indikator dengan baik dan cermat. Termasuk dalam urusan input data secara daring (online). Sebab ucap orang nomor satu di Lombok Timur ini, acap kali hal tersebut menjadi tantangan dalam penilaian, yang menyebabkan poin tidak sesuai dengan harapan.

“Salah satu tantangan pelaksanaan kabupaten layak anak ini, tim gugus tugas kita belum optimal. Ditambah pemahaman cakupan indikator KLA oleh OPD mau pun lembaga terkait, termasuk koordinasi yang belum berjalan dengan baik,”tegasnya.

Lanjut Juaini, Lombok Timur tahun ini selain menargetkan peningkatan status KLA, pada akhir 2024 mendatang, prevalensi stunting Lotim bisa berada di angka 14 persen, sesuai target nasional. Dari itu, pihaknya pun mengingatkan untuk terus memantau dan memperbarui data. 

Karena diketahui hasil penilaian kinerja stunting tahun 2023 lalu, sejumlah hal perlu mendapat perhatian, seperti kelengkapan dokumen master analisa situasi, utamanya data sasaran, serta rincian kegiatan per-desa dan kelurahan menjadi fokus, yang tidak terunggah dalam laman Bangda Kemendagri, maupun bukti fisik dokumen lainnya yang belum lengkap.

Selain itu, dengan berbagai program yang dilakukan Pemda dan berbagai organisasi dan lembaga, ia percaya ada perubahan data. Terlebih bila dilihat dari penurunan Keluarga Risiko Stunting (KRS) yang terus mengalami penurunan. 

“Kami minta, agar persoalan stunting pada tahap ini dilihat di hilir. Sebab dari hulu sudah dilakukan sejumlah upaya, yang menunjukkan dampak signifikan,”pungkasnya. (gl/01)